Ilmu merubah perilaku manusia adalah bidang ilmu yang saya pilih untuk studi Master. Banyak alasan saya memilihnya. Tapi, saya ingin mengemukakan alasan yang relevan dengan kondisi saya saat ini. Alasan saya itu adalah karena kebanyakan masalah termasuk masalah kesehatan adalah karena perilaku manusia itu sendiri. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang ada sekarang semestinya cukuplah untuk membuat manusia hidup lebih mudah dan bahagia. Namun, kita lihat kenyataannya tidaklah demikian.
Setelah saya mempelajari ilmu ini selama setahun terakhir, saya banyak mendapat pengetahuan baru termasuk bagaimana orang - orang di Amerika ini mengkonstruksi teori cara merubah perilaku. Banyak keberhasilan yang mereka tunjukkan dengan usaha mereka ini. Tentu keberhasilan itu mereka tunjukkan dengan cara yang paling mereka percaya, angka - angka statistik. Apakah saya setuju pembuktian semacam itu? Saya hanya bisa menjawab belum ada cara saya bisa membantah kebenaran yang mereka paparkan.
Namun usaha mereka itu bukan berarti tidak ada kelemahan. Mereka masih kesulitan untuk mengkonstruksi bagaimana bisa memelihara perilaku yang sudah berhasil dirubah. Studi tentang masalah ini baru dimulai kurang lebih satu dasawarsa terakhir. Jadi, masih banyak misteri yang mesti diungkap.
Teori ilmu perilaku yang sekarang berkembang masih fokus terhadap merubah perilaku itu sendiri. Padahal semestinya, merubah perilaku seharusnya juga merubah perilaku untuk menjadi pribadi yg senantiasa berusaha memaintance perilakunya itu. Jangan pernah berpikir bahwa perilaku yang telah berubah itu akan berlangsung selamanya. Allah berfirman bahwa iman seseorang itu naik turun. Nah sama dengan iman, perilaku juga bisa naik turun konsistensinya. Maka berbuatlah semestinya saat iman atau perilaku itu saat naik agar ketika ia turun, tidaklah ia turun terlalu dalam. Dan berbuat semestinyalah juga saat masa ia turun agar ia lebih cepat menuju masa – masa naiknya kembali.
Banyak hal yang bisa mungkin dilakukan untuk menjaga masa naik atau masa turun itu. Untuk saya, senantiasa berupaya ikhlas, syukur dan sabar dalam usaha, pencapaian dan dan kegagalan adalah cara yang terbaik.
Setelah saya mempelajari ilmu ini selama setahun terakhir, saya banyak mendapat pengetahuan baru termasuk bagaimana orang - orang di Amerika ini mengkonstruksi teori cara merubah perilaku. Banyak keberhasilan yang mereka tunjukkan dengan usaha mereka ini. Tentu keberhasilan itu mereka tunjukkan dengan cara yang paling mereka percaya, angka - angka statistik. Apakah saya setuju pembuktian semacam itu? Saya hanya bisa menjawab belum ada cara saya bisa membantah kebenaran yang mereka paparkan.
Namun usaha mereka itu bukan berarti tidak ada kelemahan. Mereka masih kesulitan untuk mengkonstruksi bagaimana bisa memelihara perilaku yang sudah berhasil dirubah. Studi tentang masalah ini baru dimulai kurang lebih satu dasawarsa terakhir. Jadi, masih banyak misteri yang mesti diungkap.
Teori ilmu perilaku yang sekarang berkembang masih fokus terhadap merubah perilaku itu sendiri. Padahal semestinya, merubah perilaku seharusnya juga merubah perilaku untuk menjadi pribadi yg senantiasa berusaha memaintance perilakunya itu. Jangan pernah berpikir bahwa perilaku yang telah berubah itu akan berlangsung selamanya. Allah berfirman bahwa iman seseorang itu naik turun. Nah sama dengan iman, perilaku juga bisa naik turun konsistensinya. Maka berbuatlah semestinya saat iman atau perilaku itu saat naik agar ketika ia turun, tidaklah ia turun terlalu dalam. Dan berbuat semestinyalah juga saat masa ia turun agar ia lebih cepat menuju masa – masa naiknya kembali.
Banyak hal yang bisa mungkin dilakukan untuk menjaga masa naik atau masa turun itu. Untuk saya, senantiasa berupaya ikhlas, syukur dan sabar dalam usaha, pencapaian dan dan kegagalan adalah cara yang terbaik.